Jane Eyre
10:22 PM | Author: ollyjayzee


Seperti judulnya, maka tokoh utama dalam buku ini adalah Jane Eyre. Penulisnya yaitu Charlotte Bronthe menggambarkan Jane Eyre (setting cerita tahun 1800 an) sebagai sosok yang kompleks dengan kecantikannya, kejenakaannya, serta kepedihannya.
Jane Eyre gadis yatim piatu yang diasuh pamannya dari pihak ibu. Ketika pamannya meninggal, Jane harus merasakan ketidak-sukaan istri pamannya beserta anak-anaknya terhadap dirinya. Sering kali Jane dihukum karena sebagai anak Jane sering dicurangi sehingga Jane melawan saudara-saudara sepupunya. Tentu saja bibinya menyalahkan Jane atas segala kesalahan yang dilakukan oleh anak-anaknya. Hingga suatu hari bibinya mendatangkan Kepala Loowod Institute, sebuah asrama yang mirip panti asuhan.
Yang menarik adalah dalam sebuah dialog antara Kepala Loowod Institut dengan Jane kecil. Ketika ditanya tentang dosa dan neraka,
"Apakah kau tahu apa hukuman orang yang berdosa, Jane?"
"Masuk neraka, Sir."
"Lalu apa yang harus kita lakukan agar tidak masuk neraka, Jane?"
"Kita harus sehat sehingga tidak cepat mati."
Maka hari-hari si kecil Jane pun dimulai di tempat yang suram, dengan disiplin ketat, kurang makanan maupun kehangatan di musim dingin yang menggigil.
Sepuluh tahun kemudian Jane sudah menjadi gadis berusia 18 tahun dan menjadi guru di Loowod Institute. Kemudian dia mencoba mengiklankan dirinya untuk menjadi governess-guru pribadi-bagi keluarga yang membutuhkan.
Jawaban iklannya datang dari Ny. Fairfax yang tonggal di Thornfield Hall, yang mencari guru pribadi untuk Adele, anak asuh Mr. Edward Fairfax Rochester.
Thornfield hall adalah rumah tua yang ternyata menyimpan banyak misteri. Beberapa lama setelah kehadirannya Jane belum pernah bertemu dengan Mr. Rochester. Hingga suatu petang Jane menyebabkan seorang pengendara kuda jatuh tergelincir dalam perjalanannya menuju kantor pos. Setibanya di rumah barulah Jane mengetahui bahwa pria gagah dan tampan yang ditemuinya di jalan tersebut adalah Mr. Rochester, tuannya.
Mr. Rochester adalah pribadi yang misterius, keji, penuh intimidasi, dan tidak memiliki kesabaran. Namun di balik itu semua dia adalah laki-laki yang baik dan memperlakukan Jane seolah Jane sederajat, bukannya sebagai gadis muda yang diupah olehnya.

Dilatar-belakangi oleh Thornfield Hall yang misterius, teman-teman sepergaulan Mr. Rochester yang jetset, hingga tragedi-tragedi aneh yang terjadi di rumah itu, semakin mendekatkan Jane dengan pria majikannya hingga bibit cinta pun bersemi di antara mereka. Namun peristiwa tragis terjadi justru di saat keduanya akan berikrar sebagai suami istri. Rahasia besar yang selama ini dikubur dalam-dalam oleh Mr. Rochester di balik kemisteriusan Thornfield Hall. Yaitu keberadaan istri Mr. Rochester yang gila dan terkurung di menara rumah tua itu.
Putus asa dan patah hati akibat kegagalan cintanya membawa Jane pergi hingga jauh terdampar di ujung negeri. Ditolong oleh Rivers bersaudara, Jane pun hidup bersama mereka dalam kesederhanaan. Jane menjadi guru bagi sekolah putri di gereja yang dipimpin oleh St. John Rivers, lelaki muda menawan namun berhati dingin.
Sebuah keajaiban terjadi karena ternyata Jane masih memiliki paman dari pihak ayahnya yang tinggal di Madeira. Pamannya yang telah meninggal itu ternyata mewariskan seluruh hartanya untuk Jane. Namun Jane tetaplah Jane, gadis muda sederhana dengan sifatnya yang jujur dan lugu. Kekayaan yang tiba-tiba tidak membuatnya berubah, namun kenyataan bahwa Rivers bersaudara ternyata adalah familinya lah yang membuatnya lebih bahagia.
Seolah melengkapi kebahagiannya, St. John memutuskan untuk melamarnya.
Tetapi bahagiakah Jane? Kenapa dia memilih untuk datang lagi ke Thornfield Hall mencari tuannya tercinta? Dan kenyataan yang dihadapi sungguh membuatnya hancur. Thornfield telah terbakar hingga tinggal puing-puingnya saja. Tetapi Mr. Rochester selamat dari kecelakaan dan tinggal di Farndean Manor.
Mr. Rochester yang ditemuinya di Farndean Manor memang bukan laki-laki gagah yang dicintainya. Karena yang ditemuinya hanyalah laki-laki putus asa yang cacat dan buta. Tapi Jane bertekad untuk merebut kembali kebahagiaannya dan memenangkan kembali cintanya atas Mr. Rochester.
Cerita ini memang mengharu-biru, namun dengan kekuatan karakter yang dibuat oleh si pengarang membuat cerita ini jauh dari kesan cengeng.
Ketika diadaptasi oleh BBC drama menjadi film, justru semakin terasa keindahan ceritanya. Ingin tahu sekilas filmnya? Silahkan nikmati clip kerikut ini!